SDN Bantimurung, Berobsesi Jadi Sekolah Unggulan


EXTRAMEDIA MAROS – UNTUK menjadi sekolah unggulan memang memerlukan rencana dan persiapan yang matang. Semua program terencana harus didukung oleh penyediaan dana yang amat besar. Sementara dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas dunia pendidikan kita, dana kerap menjadi kendala. Seorang kepala sekolah pun dituntut kreatif dalam mengelola sekolahnya. Tidak tanggung-tanggung sebundel proposal bertembaran diberbagai perusahaan, hanya untuk mendapat dana perbaikan gedung sekolahnya.

”Padahal anggaran pendidikan yang disediakan pemerintah kita hanya sekian persen saja, belum apa-apa dengan jumlah anggaran dibidang lainnya. Persentase anggaran pendidikan dinegara kita terendah untuk tingkat Asean. Namun untuk menjadi sekolah unggulan, sebenarnya tergantung banyak sokongan swasta. Untuk itu, obsesi saya sejak kali pertama menjabat sebagai kepala sekolah agar sekolah ini, mendapat predikat sekolah unggulan sering terkendala minimnya dana sekolah,” kata Sahir,SPd Kepala SD No.26 Bantimurung saat ditemui eXtramedia beberapa waktu lalu.

Sementara itu, lanjut dia, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan kurang bisa diharapkan, apakah kita harus menunggu sampai elite politik sadar bahwa pendidikan itu penting? Sebenarnya peran serta masyarakat sendiri masih dapat diharapkan. Porsi pengeluaran untuk pendidikan sebenarnya masih dapat ditingkatkan. Namun, ini juga bergantung pada bagaimana masyarakat memandang pendidikan itu sendiri. Jika pendidikan hanya dipandang sebagai ’biaya’, tentu ada keengganan untuk meningkatkan pengeluaran pendidikan.

”Namun, apabila masyarakat dapat melihat pendidikan sebagai bentuk investasi, yang nantinya akan dapat membawa mereka ke tingkat kesejahteraan lebih baik, masa depan lebih cerah, dan pendapatan lebih tinggi, masyarakat tentu tidak akan sayang meningkatkan pengeluaran untuk pendidikan. Hanya saja, investasi dalam pendidikan mungkin hanya akan tinggal angan-angan jika tidak ada perbaikan struktur ekonomi dan struktur sosial yang menjamin bahwa keahlian yang diperoleh dalam pendidikan benar-benar bisa dimanfaatkan untuk memperoleh pekerjaan ataupun pendapatan lebih baik.” jelas kepala sekolah yang pernah mengajar di SD Leang-leang ini.

Selain itu, menurut pria kelahiran Bone 49 tahun silam ini, posisi guru yang selalu berhadapan dengan murid disekolah menempati peranan penting dalam mengelola kegiatan proses belajar mengajar. Makanya, pada jenjang sekolah dasar, selalu menggunakan pendekatan sistem guru kelas.

”Keunggulan SDM guru tidak hanya ditakar dari kemampuan intelktualnya, melainkan juga keunggulan aspek moral, keimanan, ketaqwaan, disiplin, bertanggungjawab, keluasaan wawasan kependidikannya dalam mengelola kegiatan proses belajar mengajar,” jelas suami Sadariah,A.Ma.

Seperti diketahui, SD Inpres No.26 Bantimurung tahun ini, memiliki jumlah siswa 128 orang ditunjang 11 orang tenaga pengajar. Jika dibanding dengan sekolah lain, SD Inpres No.26 Bantimurung terletak amat strategis. Berjarak 11 kilometer dari ibukota Maros atau 40 km dari Kota Makassar. Tepatnya, disebelah selatan Permandian Alam Bantimurung yang dikenal sebagai tempat rekreasi terfavorit bagi masyarakat Kota Makassar dan sekitarnya. (anshar)

Tinggalkan komentar