Mendiknas: Bahasa Indonesia Belum Jadi Identitas Bangsa


Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo

EXTRAMEDIA – Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo mengatakan, bangsa Indonesia kurang percaya diri dengan belum menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas bangsa.

“Indikasi ke arah itu dapat dilihat pada perilaku berbahasa masyarakat belum menempatkan bahasa Indonesia sebagai tuan di negeri sendiri,” kata Mendiknas saat membuka Kongres XI Bahasa Indonesia di Jakarta, Selasa (28/10/2008.

Salah satu sebab masyarakat kurang percaya diri dalam menggunakan bahasa Indonesia, menurut Bambang, karena kurang serius dalam menempatkan bahasa Indonesia sebagai sarana untuk mampu berkembang dan berjaya di bidang ekonomi, sosial dan sebagainya.

Mendiknas mengharapkan agar Bahasa Indonesia tetap harus menjadi simbol bagi berbagai kehidupan berbangsa. Mendiknas meminta agar Pusat Bahasa menyiapkan kosa kata untuk bahasa ilmu pengetahuan dan teknologi. “Tugas kita agar proses penambahan kosa kata dari unsur-unsur bahasa asing mengikuti aturan agar ada logika dan pemahaman yang benar,” katanya.

Sementara itu, Kepala Pusat Bahasa Depdiknas, Dendy Sugono mengatakan, masalah kebahasaan dan kesastraan di Indonesia meliputi masalah bahasa dan sastra daerah, serta masalah penggunaan bahasa asing.

Dari waktu ke waktu ketiga kelompok masalah kebahasaan dan kesustraan itu saling mempengaruhi. Bahasa dan sastra Indonesia dipengaruhi bahasa daerah, dan sebaliknya, serta dipengaruhi juga oleh bahasa asing, setidaknya dari segi kosa kata, katanya, dalam laporan penyelenggaraan Kongres IX Bahasa Indonesia.

Ada kekhawatiran sebagian masyarakat yang melihat pergeseran ranah penggunaan bahasa daerah oleh bahasa Indonesia. Hal ini terungkap dalam Kongres Bahasa Jawa, Kongres Bahasa Bali, Kongres Bahasa Sunda, dan sebagainya.

Di sisi lain, sebagian ranah penggunaan bahasa Indonesia tergeser ranah bahasa asing, katanya. Kondisi ini menunjukkan bahwa kedudukan dan fungsi ketiga bahasa itu belum mantap dalam tata kehidupan masyarakat.

Berbagai fenomena itu yang mendasari tema-tema dalam kongres tersebut. Forum ini akan menghadirkan pembicara dari kalangan pejabat negara, tokoh masyarakat, pakar berbagai ilmu, insan media dan sebagainya.

Selain itu, menampilkan pemakalah dari dalam dan luar negeri. Kongres berlangsung mulai 28 Oktober hingga 3 November 2008. (antaranews)

Tinggalkan komentar